Kamis, 19 Januari 2012

AUTOBIOGRAFI KU


Masa Kelahiran Hingga Masa Balita

Saya lahir di sebuah kabupaten di Provinsi Lampung 15 tahun silam tepatnya 1 Desember 1995 di Tulangbawang. Saya anak ke tiga dari tiga bersaudara. Masa kecil saya dihabiskan di kampung halaman dimana saya dilahirkan.. Hidup dalam serba pas-pasan membuat saya tidak hidup dalam kemanjaan. Sehari-hari penulis dalam masa kecilnya bermain dengan teman-teman sebayanya, layaknya anak-anak yang tinggal di kampong, penulis bermain di kebun-kebun, mandi di sungai, dan bermain permainan  tradisional seperti enggrang, sepak tekong dan klereng serta wayang. Saya sama sekali tidak mengenal kehidupan modern seperti anak-anak di kota yang bermain mainan moden seperti Play Station dan game Computer.



Masa  anak-anak
MASA SEKOLAH DASAR
Tahun 2002 pertama kali saya  merasakan apa itu sekolah. Saya masuk sekolah dasar dimana kakak kedua saya juga bersekolah di sana yaitu, SD Negeri 3 Penawar Jaya. Saat itu kakak saya duduk di kelas VI sekolah dasar. Tak seperti teman-teman saya yang masuk sekolah dekat rumah. Sekolah saya memang berbeda, jaraknya berkisar 5 kilometer dari rumah saya. Karena jalan menuju sekolah tidak beraspal dan masih tanah,dan juga  tak ada kendaraan umum maka setiap hari saya berangkat sekolah berjalan kaki dengan kakak kedua saya. Tak banyak memang anak-anak di sekitar rumah saya yang satu sekolah dengan saya, hanya sedikit. Mungkin tak lebih dari 3 orang.
Di kelas satu saya mengenal teman-teman baru yang sebelumnya tidak saya kenal. Saya saat itu sering membolos karena malas. Pada suatu ketika saya pernah berkelahi dengan teman satu kelas dan itu membuat saya dimarah oleh orang tua saya hingga diancam akan dimasukkan ke kandang ayam. 6 bulan kemudian  tibalah saatnya pembagian raport setelah sebelumya menjalani ulangan umum semester pertama . Nilai raport saya sangat jelek dan banyak sekali alpa yang mengotori raport. Dari enam mata pelajaran hanya satu mata pelajaran yang mendapat nilai 7 sedangkan yang lain mendapat nilai 6, lumayan menurut saya waktu itu. Tercatat 21 tidak masuk sekolah tanpa keterangan , 7 izin dam 5 kali sakit. Itu berarti lebih dari 1 bulan saya tidak masuk sekolah dalam satu semester. Tak banyak berbeda dengan semester pertama pada semester kedua nilai saya masih jelek namun sedikit ada peningkatan ada tiga mata pelajaran yang mendapat nilai tujuh dari 6 mata pelajaran sisanya tetap mendapat nilai 6. Naik kelas dua sama saja bagi saya, tak ada kawan baru karena memang hanya ada satu kelas dalam setiap tingkat.Tak banyak perubahan berarti di kelas dua SD dari kelas 1 SD. masih sering membolos namun saya sudah biasa menulis dengan baik, yang tadinya sama sekali tidak bisa dilakukan pada kelas 1 SD. Lama kelaman nilai saya semakin membaik dan juga lebih rajin masuk sekolah.
Saya  akhirnya pindah sekolah ketika naik ke kelas 4 SD. Jarak yang jauh dan juga kakak saya yang telah lulus SD sejak saya naik kelas tiga sehingga tak ada yang  menemani saya yang membuat orang tua saya memindahkan saya.
Ketika saya dibawa ke sekolah baru yaitu SDN 1 Penawar Jaya oleh ayah saya untuk mendaftar sekolah, saya merasa takut dan juga malu. Maklum karena belum banyak mengenal siswa lain selain siswa yang rumahnya dekat saya. Di suasana baru dan teman-teman baru dan disekolah yang baru entah mengapa membuat saya lebih rajin belajar dan tak pernah alpa kecuali sakit. Pada semester pertama di kelas 4 SD saya mendapat ranking ke lima pada semester pertama dan keempat pada semester ke dua. Suatu pencapaian yang cukup baik bagi saya. Setelah naik ke kelas lima SD  saya semakin rajin belajar. Nilai harian dan juga PR terlihat sering menjadi yang terbesar dari pada siswa-siswi lainnya. Terbukti walau hanya memperoleh peringkat kedua pada semester 2 tapi itu sanagat istimewa bagi saya dan juga kedua orang tua saya. Tak pernah dibayangkan oleh saya apa lagi oleh kedua orang tua saya. di semester dua kelas VI saya mewakili sekolah dalam lomba catur O2SN tingkat kecamatan. Lawan demi lawan saya tumbangkan hingga maju ke babak final. Dengan yakin saya pun mengalahkan lawan saya di final. Juara pertama ditangan membuat kedua orang tua saya semakin bangga. Sekolah pun sangat mengapresiasi prestasi saya tersebut. Kini tingkat kabupaten menanti. Saya berlatih dan terus berlatih dengan ayah dan juga kakak. Pertandingan pun tiba, lawan demi lawan dari perwakilan kecamatan lain, saya kalahkan. Final terjadi antara saya dengan teman dari satu kecamatan yang ketika di tingkat kecamatan mendapatkan juara 2. Dengan penuh percaya diri akhirnya saya dapat megalahkannya, yeahhh…. saya akhirnya kembalai menjadi juara pertama pada O2SN tingkat kabupaten. Dan akan melaju ke tingkat Provinsi Lampung.
Semester kedua tiba dua minggu setelah pertandingn catur. Saya kembali bersekolah seperti biasa. Semester tiba dan saya dengan sukses melewatinya dengan baik. Seminggu setelah ulanagan semester pembagian raport. Dengan cemas saya menantikan pembagiannya. Guru membacakan siswa yang mendapat ranking. Saya  mendapat peringkat pertama. Dengan perasaan bahagia saya pun pulang ke rumah. Sampai di rumah orang tua saya sangat bahagia. Kedua orang tua saya memberikan hadiah sepeda baru untuk saya.
Di liburan tahun ajaran baru tersebut saya berangkat ke Bandar lampung untuk megikuti O2SN tingkat provinsi. Saya berangkat bersama-sama dengan atlet lainnya dari Kantor Bupati Tulang Bawang. Tapi saya kurang beruntung di tingkat provinsi, bertanding dengan sitem swiss penulis harus melawan 3 orang. Masing masing dari kota Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Tengah, dan Kabuten Way Kanan. Saya hanya menang melawan atlet dari Banadar Lampung, sisanya saya menelan kekalahan. Selama dua hari di Bandar Lampung saya banyak mendapatkan pengalamn baru. Walaupun saya pulang dengan perasaan yang kuarang puas karena pulang dengan tangan hampa.
Singkat kata setelah semester 1 di kelas 6, saya hanya mendapat peringkat ke tiga. Namun pada ujian nasional penulis menjadi juara umum dengan nilai 25.50 dari tiga mata pelajaran.



Masa remaja
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Setelah lulus sekolah dasar, saya hijrah ke Kota Metro untuk melanjutkan ke SMP. Saya diterima di Sekolah Menegah Pertama Negeri 4 Kota Metro. Saya berada di urutan ke sepuluh pada ujian masuk SMP. Saya tinggal di rumah kost dekat sekolah. Di awal awal kos saya merasa sedih karena harus berpisah dengan keluarga. Makan sendiri, tidur sendir, apa-apa sendiri. Hari pertama masuk SMP saya tidak mempunyai teman satu pun. Saya bingung harus melakukan apa, ongomong dengan siapa. Orang pertama yang saya kenal adalah Yoni. Orang yang saya kenal ketika sebelum masuk MOS. MOS berlangsung selama tiga hari. Tidak terlalu melelahkan namun tidak juga menyenangkan menurut saya.
          Saya masuk kelas 7-C regular. sekolah baru saya merupakan Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional mulai tahun dimana saya masuk ke SMP tersebut. Ada dua kelas RSBI yaitu 7 RSBI-A  dan 7 RSBI-B. Masa kelas 7 tidak terlalu baik bagi saya. Saya sering tidak mengerjakan PR dan tugas-tugas lainnya. Tetapi pada semester pertama saya masih mendapat  ranking ke enam. Di semester ke dua saya dengan teman-teman sering bermain bersama. Saya  dan teman-teman sering bermain sepeda ke sawah, ke rumah teman yang lain dan juga ke pasar hanya untuk menghabiskan waktu setelah lepas sekolah. Itu semua membuat belajar saya tidak maksimal. Pada ulangan semester kedua kelas 7 saya memeperoleh peringkat ke empat. Lumayan, naik 2 strip lebih baik. Saya kembali masuk ke kelas 8-C yang menurut kelas-kelas yang lain merupakan kelas paling pintar. Dikelas 8, saya tidak lebih baik dari pada kelas 7, seringnya tidak mengerjakan PR, dan tugas menjadi factor utama pada semester pertama kelas delapan merosot ke peringkat 11. Namun saya mendapat prestasi di bidang olah raga catur kembali walau hanya mendapat juara dua pada O2SN tingkat kota dan gagal melaju ke provinsi. Lagi-lagi prestasi saya kembali merosot pada semester kedua menjadi peringkat 16. Naik ke kelas 3 saya tidak masuk ke kelas unggulan 9-C karena peringkat yang diambil adalah peringkat satu samapi peringakat 15 dan sisanya dari kelas-kelas lain yang memdapat peringkat 1 dan 2. saya masuk ke kelas 9-D, saya mulai lebih rajin belajar di kelas 9 dari pada kelas 7 dan kelas 8 karena sadar akan menghadapi Ujian Nasional. Terbukti pada semester pertama saya mendapat ranking pertama. Pada Ujian Nasional saya memperoleh nilai yang cukup memuaskan dengan nilai 35,90 dari empat mata pelajaran.



4. Masa Sekolah Menengah Atas
Tahun 2011, saya masuk ke sekolah baru yaitu SMAN 2 Bandar Lampun. saya tidak melalui tes masuk tetapi menggunakan piagam O2SN cabang catur SMP. Seleksi berkas saya lolos. Tes bakat saya lolos dan dipastikan masuk ke sekolah tersebut. 7 Juli saya menjalani  Pra Masa Orientasi Siswa hingga tanggal 9 Juli. Selama tiga hari tersebut, saya telah akrab dengan teman teman satu regu. Senin Tanggal 11 Juli saya menjalani masa Orientasi Siswa (MOS). Menurut saya MOS sangat membosankan karena kegiata banyak diisi dengan materi-materi dari para guru. Hari terakhir MOS kami menuju Lembah Hijau, tidak menggunakan kendaran, namun berjalan kaki turun naik bukit. 10 kilo meter lebih kami harus berjalan untuk sampai ke sana. Disana para siswa baru saling berlomba antar regu. Lomba menyanyi Mars SMAN 2 Bandar Lampung, survival, tarik tambang, dan yel-yel. Sangat melelahkan tapi juga sangat menyenangkan. MOS ditutup dengan kegiatan yang mengasyikkan.
          Saya masuk dikelas X RSBI 2. Pertama kali masuk kelas saya hanya terdiam karena tak ada teman lelaki satu regu masuk kelas tersebut. Penulis bagaikan bayi yang baru dilahirkan. Yang tak mengenal siapapun. Hari-hari terus berganti, penulis mulai mengenal satu demi satu. Arialdi, Reisa, Aziz, Adhian adalah orang-orang yang pertama penulis kenal. Kini telah lima bulan penulis menjalani sekolah di SMAN 2 Bandar Lampung.